Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

NASIHAT SANG GALON KOSONG

Segerombolan anak-anak usia belasan, menyambangi rumah tiap blok dari awal hingga akhir, dengan memukul galon kosong sambil sahut-sahutan berteriak "Sahur.... Sahur.... Sahur...." Terlihat penghuni rumah menyalakan lampu dapurnya guna mempersiapkan hidangan santap sahur. Tapi sebagian rumah lagi,  ada juga yang bergeming, pulas dalam tidurnya. Sehingga membuat anak-anak mengeraskan bunyinya, hingga penghuni rumah merasa terganggu dan akhirnya bangun. Entah sejak kapan kebiasaan itu ada, dan di kecamatan Cidahu kabupaten Kuningan  orang setempat menyebutnya " obrog-obrog ". Alat yang dipukulnya pun bermacam-macam, dan galon kosong itu dipadu padan dengan  peralatan bekas lainnya, sehingga terjalin harmony baru. Seandaianya pasukan obrog-obrog tak lewat, penduduk sekitar akan banyak yang kesiangan sehingga waktu sahur jadi mepet ke imsakiyah. Terlebih yang tidurnya pulas, bisa jadi bablas sampai shubuh. Itulah Fitrah manusia, yang karena khilafnya selalu

NGABUBURIT BIKIN DEFISIT

Ramadhan dan Ngabuburit selalu menyatu dan enggan dipisahkan. Bahkan kata ini munculnya hanya di bulan Ramadhan. Kata yang asalnya berasal dari bahasa Sunda ini, sepertinya sudah merambah ke seantero negeri. Kata dasar ngabuburit adalah "burit"  yang artinya sore. Ketika ditambahkan imbuhan menjadi ngabuburit artinya menunggu sore. Akan tetapi untuk kekinian, istilah ngabuburit berubah makna menjadi menunggu waktu berbuka puasa, yang didalamnya berisi kegiatan yang serba Fun alias menyenangkan. Sepakat tidak sepakat, sayapun setuju aja deh dengan definisi baru tersebut.  Terus, kenapa tulisan ini menyimpulkan bahwa ngabuburit bikin defisit? Kalau dikaitkan dengan biaya, tentu ini menjadi cost tambahan dari anggaran rumah tangga. Khusus di perkotaan hal ini terasa banget. Bahkan ada yang anaknya menghabiskan sampai puluhan ribu demi naik kuda tunggang, dan permainan lainnya. Nah, apakah di zaman Rasulullah ada kegiatan ngabuburit ini ? Ternyata ngab

Ramadhan Sebagai Momentum Perubahan

Suatu hari, Aa Gym tak kuasa untuk melemparkan pertanyaan kepada Agung, sang adik yang cacat tapi tetap sabar dan tak pernah mengeluh. “Dik, kata dokter sakitmu sudah parah sekali. Tapi adik kok tidak pernah mengeluh?” Sang adik tersenyum lalu menjawab, “Untuk apa mengeluh? Mengeluh akan membuat orang lain susah. Kalau orang-orang beramal untuk bekal di surga nanti, saya ingin agar kesabaran saya ini bisa menjadi bekal nanti.” Mendengar jawaban itu Aa Gym tersadar. Betapa mulianya hati sang adik. Walaupun cacat pisik yang dideritanya membuat dirinya harus dibopong setiap berangkat kuliah. Itulah titik balik dalam kehidupan aa Gym sehingga bisa seperti sekarang ini. Lain Aa Gym, lain pula Arifin Ilham, pimpinan majelis dzikir yang ribuan jamahnya. Pada tahun 1997 dipatuk ular, dan bisanya sudah merambah ke seluruh tubuh, sehingga banyak Rumah Sakit yang enggan menerima karena sudah kelihatan umurnya tak akan lama lagi. Tapi atas kuasaNya Arifin Ilham dapat lolos dari maut itu. Sej

Lovely Ramadhan

Bulan penuh berkah, tinggal menghitung hari. Dari ujung gang hingga ke tengah kampung, banyak cara dilakukan, demi menyambut sang tamu agung "RAMADHAN". Ada yang bersih-bersih lingkungan, ada yang mencuci sarana ibadah, ada pula para karang taruna yang sibuk bikin program kegiatan. Kehangatan yang terpancar, begitu berasa. Sampai iklan di televisipun, diwarnai dengan nuansa ramadhan. Bahkan gara-gara iklan sirup, tahun lalu publik sempat dikagetkan oleh Gisella, gadis nasrani asal Bandung yang menjadi mua'llaf gara-gara iklan sirup di bulan ramadhan. Dalam iklan tersebut, tersaji bagaimana sebuah kehangatan yang terjalin dalam sebuah keluarga muslim. Dan ini bukan polesan, atau mengada-ada, karena nyatanya ramadhan benar-benar telah melahirkan suasana yang penuh kehangatan, full keakraban, keceriaan dan waktunya berbagi.  Yang jauh di rantau, rasa rindu untuk hadir di tengah keluarga tercinta menjadi sebuah kebutuhan. Bila sempat dia bisa pulang, tapi kalau ta

Yuk Konsisten Menulis

"Jika kamu bukan anak raja, dan kamu bukan anak ulama besar, maka jadilah Penulis" Ungkapan Al-Ghazali ini sangat terkenal di kalangan penulis. Dan menjadi motivator agar lebih semangat dalam menulis. Karena menulis bisa membuat seseorang dikenal, dikenang, dan memberi manfaat bagi banyak orang, yang tentunya menjadi amal jariah. Apakah seorang ulama besar seperti Al Ghazali yang sehari-harinya berdakwah, menyibukan diri dengan masyarakat, memiliki waktu banyak untuk menulis? Tentu kalaulah Al Ghazali ini tidak menyempatkan diri untuk menulis, maka tidak akan ada karya besar yang ditulisnya. Dan ternyata kuncinya adalah konsisten dalam menulis. Semua penulis dunia yang telah mengikhlaskan diri sebagai penulis,  dia akan menyediakan waktu untuk mengispirasi lewat tulisannya. " Tapi kan saya sibuk, tak ada celah waktu untuk menuangkan ide ke dalam bentuk naskah ?"  Hal ini banyak ditemui, terutama bagi penulis pemula, atau yang menjadikan menulis hanya se

RAMADHAN :"Kejarlah Daku Bila Kau Rindu"

Ingatkah anda bagaimana perasaan anda sedang jatuh cinta ? Ketika cinta bergelora, berjuta rasa menghampiri relung hati. Matapun sulit dipejamkan karena hati terpaut selalu yang tercinta. Dari romantisme cinta ini banyak lahir kisah yang mengharu biru yang tak lapuk ditelan zaman. Tengoklah kisah Ken Arok  mengejar Ken Dedes yang memperjuangkan cintanya hingga apapun dilakukan. Ya.... jatuh cinta senantiasa melibatkan segenap perasaan, mulai dari gembira, bergairah bahkan sedih akan rasa takut kehilangan.  Energi terus memuncak dan terkonsentrasi pada yang dicintai. Hingga lahirlah puisi-puisi yang merindu, melankolis dan penuh harap. Syahru  Ramadhan sebuah nama  yang selalu disematkan kepadanya sebagai bulan yang selalu dirindukan oleh segenap muslim di dunia. Dirindui baginda Nabi dan selalu dinanti para sahabat, tabiin  serta para wali. Hingga lahir pula doa yang sangat mashur, " Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bul

JANGAN ADA NARKOBA DIANTARA KITA

Mendengar kata narkoba, mengingatkan pada sosok manusia kurus kerempeng, mata sayu tak bertenaga, pipinya tirus pucat dan lekukan tulang yang kelihatan. Dan kalau diilustrasikan, disampingnya ada bong penghisap ganja, jarum suntik dan beberapa pil syetan. Sangat mengerikan, dan orang tua yang penyayang pasti bilang, “amit-amit jabang bayi, kalau punya anak hamba narkoba”. Ironis memang, orang pada kenal  bahaya narkoba, tapi dari hari ke hari, seakan bertambah saja penggunanya. Setiap hari di media, ada saja yang tersandung narkoba. Bahkan jika yang tersandung kasus ini seorang  public figur, seperti artis atau pejabat, beritanya sungguh masif dan cetar membahana. Bahkan digoreng sedemikian rupa, hingga berita menjadi sangat menarik dan memiliki nilai jual. Padahal pengguna narkoba ini, dari kalangan biasa juga banyak, bahkan boleh dibilang lebih banyak. Melihat fenomena seperti ini,  sudah pas kalau negeri tercinta ini termasuk kategori  “DARURAT NARKOBA” . Setahun y

Tiga Kata Sakti Buat Anak

Tiga Kata Sakti Buat Anak Pola asuh yang mengedepankan energi positif, maka akan melahirkan generasi yang positif. Menjadi kebanggaan keluarga, lingkungan bahkan negara. Tentu hal ini yang didambakan ayah dan bunda bukan ? Berbicara energi, sebagaimana Richard W James dalam bukunya Personal Leadership menyebutkan : “Energi adalah kekuatan yang tidak terlihat, yang mampu membantu kita melakukan perubahan, berkembang dan memenuhi keinginan dalam hidup.  Dalam mendidik anak, ada tiga kata sakti yang memiliki energi positif. Tiga kata ini menjadi sapaan para orangtua yang sebenarnya sedang mentransfer energi positif ke dalam jiwa anak. Tiga kata penuh kasih sayang ini adalah, Pinter, Ganteng, Sholeh. Gunakan salah satu dari kata itu setiap komunikasi sama anak. "Ganteng, Sholeh yuk ke mesjid bareng-bareng, biar ke surganya bareng-bareng" Atau, seperti ini, "Cantik, pinter, itu  diluar ada yang minta-minta. Biar ditambah disayang Allah berarti harus dikasih"

Menjadi Ayah Yang Asyik

Sebilah pisau selalu terselip di pinggangnya.  Walaupun dia sedang mengajari puteri kecilnya. Dan sang gadis kecil itu selalu merasa ketakutan. Karena pisau itu seakan ancaman bagi si anak jika dia berbuat macam-macam dan tak menuruti perintah ayahnya. Secuil kisah yang menyeramkan tersebut, bukan sebuah fiksi. Itulah kisah Irshad Manji yang kini memproklamirkan diri sebagai seorang feminis liberal dan mengaku sebagai lesbian. Masa kecilnya di Uganda keturunan India tapi kini menetap dan menjadi warga Amerika. Masa kecil traumatis oleh ancaman dan intimidasi telah menggiring dirinya pada karakter keras dan cara pandang sempit terhadap agamanya. Kisah Irsyad Manji adalah contoh kecil dari banyaknya kisah yang menyakitkan gara-gara sadisnya peran ayah. Di luar sana yang terjadi sampai hari ini, masih banyak contoh buruk pola asuh yang salah, yang tersaji dengan kekerasan, arogansi, kesombongan, dan intimidasi. Psikologi si anak tercederai yang berakibat gagalnya hubungan psiko