Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

TERJEREMBAB DALAM KUBANGAN INVESTASI BODONG

Didalam membangun perencanaan keuangan baik sistem konvensional ataupun yang sesuai syariah, selalu disana tersirat Goal keuangan. Sayapun mencoba secara runut akan bagaimana tujuan keuangan di masa yang akan datang. Baik itu kelangsungan pendidikan anak, soal kapan berhaji atau umroh, bisa berqurban tiap tahun sampai kapan harus memiliki rumah. Sebagai perantau yang masih mengontrak rumah, keinginan memiliki rumah pastilah menjadi sesuatu banget yang diidafm-idamkan. Bahkan orang akan rela mengorbankan dengan cara kredit untuk bisa mencapai hasrat tersebut. Tak peduli itu mengandung riba atau membuat dirinya dipenuhi angsuran tiap bulannya. Tapi saya dan istri tetap berprinsip tak mau harus berhutang dalam bentuk kepemilikan apapun. Seberapa besar prinsip, ternyata ada yang lebih berkuasa dalam jiwa raga kami. Hasrat syahwat akan dunia yang telah meluluhkan prinsip yang kami bangun. Pada akhir 2011 tepatnya 7 Desember 2011, kami dipertemukan dengan seorang yang cukup lama kami ken

HADIAH TERINDAH BERUPA ANAK

Tiga tahun sudah kami lewati hidup di Bandung ini. Alhamdulillah Usaha jalan terus walaupun disertai bumbu-bumbu yang membuat jatuh bangun. Tapi semua saya rasakan sebagai sebuah dinamika kehidupan yang seyogyanya jadi bahan pembelajaran akan arti sebuah kehidupan. Dua sisi kehidupan yang berbeda sepertinya akan selalu menyertai detak kehidupan sepanjang masa. Ada atas ada bawah ada suka dan ada duka. Semua berlaku dalam hukum realita. Begitupun keluarga kecil kami yang mendapatkan anugerah terindah yaitu berupa lahirnya seorang putera pada 3 maret 2011. Sehingga lengkaplah anak-anak kami ada perempuan ada pula laki-laki. Rasa syukurpun kurasakan karena didalam perjalan hidup di kota ini selalu Allah memberikan kami yang terbaik. Rizky yang terus lancar dan kesehatan yang kami rasakan. Rasa inilah yang kemudian kami tuangkan pada nama anak ini pada tanggal 3 maret 2011. Saya memberinya nama Muhammad Hibatillah Ahsan. Nama Muhammad karena doa kami agar senantiasa anak ini menj

TERBEBAS DARI RAYUAN SANG LINTAH DARAT

Tanah, air dan udara kota Bandung sepertinya telah kureguk cukup banyak, sehingga sebagian telah menyatu dan beradaptasi dengan saya dalam waktu enam bulan terakhir kala itu. Sehingga bisnis yang kami rintispun secara bertahap terasa ada denyut-denyut peningkatan.  Masa tiga bulan pertama adalah masa sulit. Banyak hal yang harus dipelajari yang diantaranya adalah penyesuaian dengan lingkungan. Dan untuk mencari pelangganpun butuh waktu dan perjuangan. Awal-awal kami disini, suasana kampung begitu sunyi. Bahkan karena belum menyatunya dengan lingkungan, suasana masih terasa sepi. Sehingga untuk tutup jam 9 malampun, terasa sangat lama. Dan ternyata, warung di sekitar kami rata-rata tutup jam 21.00 bahkan kurang dari jam tersebut. Dari keadaan tersebut maka timbul ide saya, untuk buka warung lebih lama. Dengan pertimbangan mudah-mudahan ada orang yang membutuhkan sesuatu malam-malam. Dan alhamdulillah ternyata dengan bertambahnya waktu buka, omsetpun ikut naik. Dan pelanggan tetap