Menjadi orangtua ternyata tidaklah
mudah. Merawat dan mengedukasi anak setiap saat, tak segampang seperti yang tergambar dalam rencana awal.
Apalagi di tengah-tengah kesibukan dalam rangka menghidupi keluarga, yang
berakibat quantity dengan
anak-anak jadi berkurang. Hal ini sering kita temui di
tengah-tengah kita. Seorang ayah
yang sebenarnya adalah kepala keluarga, tapi dengan dalih sibuk, akhirnya
banyak menyerahkan urusan pendidikan terhadap ibu. Bahkan karena ibunya kerja,
akhirnya sang anak diasuh oleh neneknya, menyewa baby sitter,
atau memasrahkan pada pembantu di rumah. Padahal anak merupakan sebuah kepercayaan yang teramat
tinggi dari Allah untuk dirawat, dijaga, dididik, dibesarkan, dinafkahi dan
dikenalkan pada Allah dan Rasul-Nya sehingga tahu akan tugasnya.
Anak-anak yang diamanahkan Allah
kepada orangtua, bagaikan sebutir biji
padi yang disiapkan untuk menjadi bibit unggul, yang nantinya akan menebar
manfaat dan berdaya guna bagi kehidupan. Sementara orangtuanya diibaratkan
ladang atau tanah tempat tumbuh sang
biji. Hari-hari yang teramat payah akan dirasakan diawal menanam padi tersebut. Biji padi harus
tertutup benar dari tanah, agar terhindar dari patukan burung pipit. Terhindar
dari kekeringan karena tejemur sinar matahari atupun biji itu hanyut oleh air,
kalau tanah ladang itu tak tertutup rapi. Belum lagi dia harus menghunjam
akarnya ke dalam tanah, agar sang biji padi
tegak berdiri di kemudian hari walaupun
angin kencang menerpa dirinya.
Anak di periode awal, dari semenjak bayi sampai menjelang masuk sekolah dasar, adalah masa-masa awal pembentukan untuk dipersiapkan menjadi seorang dewasa yang sesuai dengan hasrat orangtuanya. Ibarat biji padi yang baru tumbuh yang gampang sekali dihinggapi gulma, maka manusia kecil bernama anak inipun, dia akan gampang dihinggapi gulma yang datang dari apa yang dilihat, didengar dan yang dirasakan. Tugas ayah dan bundanyalah yang harus kompak dan berkolaborasi, menangkal hama-hama yang muncul tersebut.
Anak di periode awal, dari semenjak bayi sampai menjelang masuk sekolah dasar, adalah masa-masa awal pembentukan untuk dipersiapkan menjadi seorang dewasa yang sesuai dengan hasrat orangtuanya. Ibarat biji padi yang baru tumbuh yang gampang sekali dihinggapi gulma, maka manusia kecil bernama anak inipun, dia akan gampang dihinggapi gulma yang datang dari apa yang dilihat, didengar dan yang dirasakan. Tugas ayah dan bundanyalah yang harus kompak dan berkolaborasi, menangkal hama-hama yang muncul tersebut.
Semua orangtua
tentunya akan berharap kalau anak-anaknya menjadi orang baik, pintar dan
sholeh. Dan semua cita-cita tersebut akan terwujud, bila orangtuanya serius
dalam menjaga amanah Allah tersebut. Dimulai dari kebutuhan fisiknya berupa
makannya yang halalan thoyiban, dan
kebutuhan bathinnya berupa kasih sayang, ilmu,akhlak, tauhid, dan semua
dicurahkan agar anak siap menjadi khalifah di muka bumi seperti yang
diisyaratkan Allah dalam kitab-Nya, bahwa tugas manusia adalah sebagai khalifah
dan beribadah kepada-Nya.
Sebagai pengusaha
kelontong yang tempat tinggal dan tempat
usaha berada di satu tempat, boleh dikatakan saya beruntung karena setiap saat
dapat berkumpul bersama anak-anak dalam rentang waktu 24 jam. Saya sadar betul,
kalau tindak tanduk saya akan terus diamati oleh anak-anak dan bisa jadi mereka
akan menduplikasi watak dan kebiasaan saya. Dari kenyataan itulah, saya mengambil sikap untuk eksis berubah. Mulai menghilangkan
sifat-sifat buruk dan terus menggali ilmu untuk menjadi orang tua yang baik. Hal
ini saya lakukan karena saya merasa ingin menjadi ladang tanah yang subur bagi
biji padi yang tertanam. Dan akhirnya
saya mengajak para orangtua yang berekenan mampir di blog ini, untuk segera
mengubah diri, karena semua orang bisa berubah asal mau berusaha.
Perhatikanlah mereka anak-anak, mereka
sangat memerlukan kita, mereka membutuhkan kenyamanan, mereka berharap siraman-siraman
jiwa yang baik demi menyongsong hari
esok yang lebih cerah. Buat para ayah yang sibuk kerja, luangkan waktu untuk
bercengkrama bersama anak-anak. Mereka rindu dibacakan buku cerita
kesayangannya. Keningnya menginginkan basah ciumanmu. Raganya berharap ada
dekapan cinta kasih darimu. Berubahlah Ayah.... Berubahlah Bunda....
Komentar
Posting Komentar