Lambat laun
saya menangkap kalau yang diistilahkan dari kata asing tersebut, semacam ikatan
bathin antara orangtua dan anak-anaknya. Tapi untuk memenuhi rasa kepenasaran saya
tanya mbah google tentang arti dari chemistry tersebut. Jawabannya sangat mencengangkan karena semula
saya anggap kata tersebut adalah istilah dalam ilmu psykologi, ternyata arti chemistry itu adalah kimia. Kalau diterjemahkan
secara liar lagi, bisa diartikan sebagai sebuah
ketertarikan antara molekul-molekul kimia dengan zat lainnya sehingga membentuk
suatu reaksi kimia. Okelah agar sedikit bisa dicerna, kita sederhanakan lagi arti chemistry ini adalah
suatu kesesuaian secara kimiawi antar dua orang sehingga mereka
merasakan kenyamanan dan kecocokan bila berdekatan atau bersama-sama. Kecocokan
yang dimaksud disini, sebuah kecocokan yang timbul sendiri, padahal sebetulnya
chemistry ini bisa ditumbuh kembangkan. Nah, mungkin inilah alasan ridwan Kamil
yang tiap hari selalu memeluk putera-puterinya.
Seperti
dari tulisan saya terdahulu, pernah disinggung kalau anak adalah anugerah
terindah yang Allah berikan kepada para orangtua. Karena anugerah besar inilah,
maka sudah seharusnya kita menjaga amanah besar ini. Coba anda bayangkan,
ketika ada saudara, teman atau tetangga yang sangat menginginkan lahirnya
seorang anak tapi tak kunjung tiba. Dia sudah
berusaha semaksimal mungkin, dari
cara yang syar’i sampai sebuah cara yang masih dipertanyakan
tentang hukumnya menurut islam. Karena amanah
besar inilah sudah sepantasnya kita menjaga dan melakukan kewajiban sebagai orangtua terhadap anak-anak.
Untuk
menjalin rasa nyaman dan kecocokan diantara orangtua dan anak, maka chemistry
sangat dibutuhkan dan harus dipelihara. Sebuah kisah yang sangat menarik perhatian
saya, dan selalu nangis bombay kala mendengar cerita ini, yakni kisah Nabi Yusuf dan ayahnya Nabi Yaqub. Setelah
bertahun-tahun Yusuf dibuang
saudara-saudaranya, dan diceritakan pada ayahnya kalau Yusuf dimakan serigala. Akhirnya
atas izin Allah dalam penantian yang panjang akhirnya Yusuf dan Yaqub bisa
bersua kembali. Awal pertemuannya ini
yang sangat unik, seperti yang dilansir dalam QS Yusuf ayat 93-96, “Yusuf berkata, “Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini,
lalu letakkan dia ke wajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali dan bawalah
keluargamu semuanya kepadaku.”
Tatkala kafilah itu telah keluar (dari negeri Mesir), ayah mereka
berkata, “Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhku
lemah akal (tentu kamu membenarkan aku).”
Keluarganya berkata, “Demi Allah, sesungguhnya kamu masih dalam
kekeliruan yang dahulu.”
Tatkala telah tiba pembawa kabar gembira itu, diletakkannya baju
gamis itu ke wajah Yaqub lalu kembalilah dia dapat melihat. Berkata Yaqub,
“Tidaklah aku katakan kepadamu bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang kamu
tidak mengetahuinya.”
Dalam kisah ini jelas kelihatan, betapa sayangnya seorang ayah
kepada anaknya. Walau jarak dan waktu telah memisahkan puluhan tahun lamanya,
tapi chemistry antara keduanya tak pernah pudar. Biarpun Yusuf
hanya mengirim gamisnya sebagai “perwakilan” dirinya. Namun Nabi Yaqub dengan
mata tidak dapat melihat (buta) bisa merasakan kehadiran sang anak
dari bau (aroma tubuh) Yusuf yang melekat di gamis . Nabi Yaqub bisa merasakan
bau Yusuf yang sangat dikenalnya. Namun orang-orang di sekitar Nabi
Yaqub tidak mencium bau tersebut.
Jika saja chemistry
antara Nabi Yaqub dan Nabi Yusuf tidak erat, mustahil ia dapat mencium
aroma badan Nabi Yusuf.
Dan tentunya
hal tersebut bisa terbentuk, kalau sebelumnya ada ikatan berupa kontak fisik
yang sering terjadi antara ayah atau ibu beserta anak-anaknya. Peluk selalu
anak-anak kita, rasakan detak jantungnya hingga berasa, hirup aroma tubuhnya,
cukup 20 detik sampai 30 detik saja, maka ikatan bathin yang penuh kasih
sayang ini akan terus terjalin. Rasakan 10 atau 15 detik pertama,kalau kita mentransfer
chemistry pada anak-anak, dan 15 menit
berikutnya anak-anak yang ,mentransfer energi cemistry pada orangtua. Ketahuilah kalau kehangatan dan kasih sayang yang dicurahkan
ayah bunda kepada anaknya akan memberi
dampak positif pada perkembangan sang anak selanjutnya, diantaranya anak
merasa dicintai, diperhatikan, dipercayai, merasa nyaman, lebih percaya diri dan
seterusnya.
Komentar
Posting Komentar