Langsung ke konten utama

INSTAL ANAK SEDINI MUNGKIN

Photo from google




Mengisntal seorang anak agar sholeh, berakhlak baik, dan menjadi Qurrota A'yun tidaklah semudah mengistal sebuah aplikasi di Gadget anda. Mewujudkan anak berpredikat SHOLEH memerlukan perjuangan sepanjang hayat. Dari semenjak pra hamil, saat melahirkan, saat bayi dan balita hingga remaja proses instalasi harus terus dilakukan.


Tapi semua pakar parenting sepakat, bahwa usia yang paling bagus untuk menginstall seorang anak bertaqwa, adalah sampai usia 6 tahun. Sampai usia tersebut, memory anak masih banyak yang kosong. Berilah stimulasi positif ke diri anak agar memorynya dipenuhi hal benar yang  sesuai dengan manual book berupa kitab suci ALQURAN. Sedangkan kalau tahap penginstallan salah, sebagaimana gadget atau komputer, maka akan terjadi error dan salah penerapannya sehingga anak jauh dari harapan orangtua. Dan bisa jadi label "Durhaka" hinggap pada dirinya. Naudzubillah.


Informasi yang datang saat ini sangat mudah dan gampang. kebanjiran informasi yang terjadi bukan hanya pada orangtua, tetapi anak-anakpun mengalami hal yang sama. Dengan demikian peran orangtua untuk memfilter aneka informasi ini akan menjadi sebuah kewajiban. Jangan sampai pemikiran negatif menghampiri bahkan mengalahkan apa yang kita tanamkan sejak dini.  sehingga jangan sungkan orangtua  ikut belajar tentang istilah-istilah yang digunakan anak-anak kita.  Rajin-rajinlah buka situs tentang cara pendekatan terhadap anak-anak atau mengikuti group medsos dalam rangka menambah wawasan kita.


Menjadi Suri Tauladan

Sudah dipastikan kalau anak-anak akan lebih lama atau sering berinteraksi dengan orangtuanya, anggota keluarga serumah lalu lingkungan terdekatnya. Maka sudah dipastikan kalau apa yang dilakukan orangtua akan dijiplak atau diadopsi oleh putera-puterinya. Oleh karenanya orang tua harus menjadi suri tauladan bagi anak-anaknya. Keteladanan yang baik sejatinya harus ada dalam lingkungan keluarga sehingga membuat anak-anak akan mudah mencontohnya. Figur Tauladan yang dibutuhkannya adalah sosok terdekat yaitu ayah dan bundanya.


Dengan demikian, maka keshalehan yang diharapkan menjiwai diri anak, terlebih dahulu adalah menshalehkankan diri kita sendiri. Suri tauladan (uswah) yang diharapkan anak-anak akan menjadi kebutuhan dalam sepanjang hidupnya. Jangan biarkan mereka mencari panutan yang salah, acara televisi yang yang kurang mendidik atau tokoh yang menjadi idolanya ternyata yang tak mendukung dalam proses penginstallan anak bertakwa.


ILMU BERBISIK

Diilhami dari sebuah buku parenting karya Iman Teguh Pradana yang berjudul "Screeming Free Parenting", saya menemukan ilmu baru di buku tersebut, yakni membisiki anak ketika berumur 0-5 tahun atau orang bilang masa Golden Age. Saat-saat itu memory anak banyak memiliki ruang kosong, dan berbisik ke telinga sang anak ketika tidur ternyata cara efektif untuk membuat anak sesuai harapan yakni anak yang berpredikat Sholeh.

Ketika anak pertama lahir, saya belum mendapatkan ilmu ini. Baru pada anak kedua saya peraktekkan. Ketika Ahsan bayi tertidur pulas saya dan istri gantian berbisik ke telinganya. Semua harapan positif saya bisikkan ke telinganya, dengan harapan ketika dia dewasa maka akan sesuai seperti yang ada di buku tersebut yakni menjadi anak sholeh dan berakhlak baik. Ternyata belum dewasa juga, hasilnya sudah kelihatan. Di usia yang baru genap 6 tahun, dia mulai merasa punya tangung jawab bahwa shalat merupakan kewajiban. Tentang ini sudah saya singgung di tulisan blog sebelumnya. Tentu ini bukan sebuah pencapaian final. Karena masih banyak tangga yang harus dilalui, sebab penginstallan anak adalah perjuangan sepanjang masa.


#day6

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KLASIFIKASI USAHA BERDASARKAN OMZET DAN ASET

Berikut klasifikasi usaha berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2008 disebutkan 👉🏻 Kategori Usaha Mikro :   ✒memiliki Aset Maks Rp.50jt   ✒  Omzet per tahun          Maks Rp 300 juta. 👉🏻 Kategori Usaha Kecil:   ✒ memiliki Aset antara          Rp.50jt s.d Rp. 500jt  ✒  Omzet per tahunnya          Rp 300 juta s.d Rp 2.5               milyar  👉🏻 Usaha Menengah : ✒ memiliki Aset antara          Rp.500jt s.d Rp. 10 Milyar  ✒  Omzet per tahunnya          Rp 2.5 M s.d Rp 50 milyar 👉🏻 Usaha Besar : ✒ memiliki Aset       Lebih Dari Rp.10 M  ✒  Omzet per tahunnya          Lebih dari Rp 50 milyar

Ramadhan Sebagai Momentum Perubahan

Suatu hari, Aa Gym tak kuasa untuk melemparkan pertanyaan kepada Agung, sang adik yang cacat tapi tetap sabar dan tak pernah mengeluh. “Dik, kata dokter sakitmu sudah parah sekali. Tapi adik kok tidak pernah mengeluh?” Sang adik tersenyum lalu menjawab, “Untuk apa mengeluh? Mengeluh akan membuat orang lain susah. Kalau orang-orang beramal untuk bekal di surga nanti, saya ingin agar kesabaran saya ini bisa menjadi bekal nanti.” Mendengar jawaban itu Aa Gym tersadar. Betapa mulianya hati sang adik. Walaupun cacat pisik yang dideritanya membuat dirinya harus dibopong setiap berangkat kuliah. Itulah titik balik dalam kehidupan aa Gym sehingga bisa seperti sekarang ini. Lain Aa Gym, lain pula Arifin Ilham, pimpinan majelis dzikir yang ribuan jamahnya. Pada tahun 1997 dipatuk ular, dan bisanya sudah merambah ke seluruh tubuh, sehingga banyak Rumah Sakit yang enggan menerima karena sudah kelihatan umurnya tak akan lama lagi. Tapi atas kuasaNya Arifin Ilham dapat lolos dari maut itu. Sej

MEMBINA CHEMISTRY DENGAN ANAK

             Jujur saja, mengenal istilah chemistry ini belum lama banget. Kira-kira 2 atau 3 tahunan lalu, saya melihat tayangan di televisi tentang keluarga Ridwan kamil walikota Bandung saat ini. Di acara tersebut, beliau   mengungkapkan tentang aktivitas  rutin tiap pagi selama 20 menit,  yaitu  berpelukan dengan anak-anaknya. Walaupun anak-anaknya sudah besar, bahkan yang sulung sudah SMA.  Dan setelah ditanya host acara tersebut, kang Emil melakukan kebiasaan tersebut untuk memperat chemistry diantara mereka sebagai orangtua dan anak.                 Lambat laun saya menangkap kalau yang diistilahkan dari kata asing tersebut, semacam ikatan bathin antara orangtua dan anak-anaknya.  Tapi untuk memenuhi rasa kepenasaran saya tanya mbah google  tentang arti dari chemistry tersebut.  Jawabannya sangat mencengangkan karena semula saya anggap kata tersebut adalah istilah dalam ilmu psykologi, ternyata  arti chemistry itu adalah kimia. Kalau diterjemahkan secara liar lagi