Langsung ke konten utama

MEMBINA CHEMISTRY DENGAN ANAK


            Jujur saja, mengenal istilah chemistry ini belum lama banget. Kira-kira 2 atau 3 tahunan lalu, saya melihat tayangan di televisi tentang keluarga Ridwan kamil walikota Bandung saat ini. Di acara tersebut, beliau   mengungkapkan tentang aktivitas  rutin tiap pagi selama 20 menit,  yaitu  berpelukan dengan anak-anaknya. Walaupun anak-anaknya sudah besar, bahkan yang sulung sudah SMA.  Dan setelah ditanya host acara tersebut, kang Emil melakukan kebiasaan tersebut untuk memperat chemistry diantara mereka sebagai orangtua dan anak.

                Lambat laun saya menangkap kalau yang diistilahkan dari kata asing tersebut, semacam ikatan bathin antara orangtua dan anak-anaknya.  Tapi untuk memenuhi rasa kepenasaran saya tanya mbah google  tentang arti dari chemistry tersebut.  Jawabannya sangat mencengangkan karena semula saya anggap kata tersebut adalah istilah dalam ilmu psykologi, ternyata  arti chemistry itu adalah kimia. Kalau diterjemahkan secara liar lagi, bisa diartikan sebagai sebuah ketertarikan antara molekul-molekul kimia dengan zat lainnya sehingga membentuk suatu reaksi kimia. Okelah agar sedikit bisa dicerna,  kita sederhanakan lagi arti chemistry ini adalah  suatu kesesuaian secara kimiawi antar dua orang sehingga mereka merasakan kenyamanan dan kecocokan bila berdekatan atau bersama-sama. Kecocokan yang dimaksud disini, sebuah kecocokan yang timbul sendiri, padahal sebetulnya chemistry ini bisa ditumbuh kembangkan. Nah, mungkin inilah alasan ridwan Kamil yang tiap hari selalu memeluk putera-puterinya.


                Seperti dari tulisan saya terdahulu, pernah disinggung kalau anak adalah anugerah terindah yang Allah berikan kepada para orangtua. Karena anugerah besar inilah, maka sudah seharusnya kita menjaga amanah besar ini. Coba anda bayangkan, ketika ada saudara, teman atau tetangga yang sangat menginginkan lahirnya seorang anak tapi tak kunjung tiba. Dia sudah  berusaha semaksimal mungkin, dari  cara yang syar’i sampai sebuah cara yang masih dipertanyakan tentang  hukumnya menurut islam. Karena amanah besar inilah sudah sepantasnya kita menjaga dan melakukan kewajiban sebagai orangtua  terhadap anak-anak.

                Untuk menjalin rasa nyaman dan kecocokan diantara orangtua dan anak, maka chemistry sangat dibutuhkan dan harus dipelihara. Sebuah kisah yang sangat menarik perhatian saya, dan selalu nangis bombay kala mendengar cerita ini,  yakni  kisah Nabi Yusuf dan ayahnya Nabi Yaqub. Setelah bertahun-tahun  Yusuf dibuang saudara-saudaranya, dan diceritakan pada ayahnya kalau Yusuf dimakan serigala. Akhirnya atas izin Allah dalam penantian yang panjang akhirnya Yusuf dan Yaqub bisa bersua kembali.  Awal pertemuannya ini yang sangat unik, seperti yang dilansir dalam QS Yusuf ayat 93-96, Yusuf berkata, “Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkan dia ke wajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku.”

Tatkala kafilah itu telah keluar (dari negeri Mesir), ayah mereka berkata, “Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal (tentu kamu membenarkan aku).”
Keluarganya berkata, “Demi Allah, sesungguhnya kamu masih dalam kekeliruan yang dahulu.”
Tatkala telah tiba pembawa kabar gembira itu, diletakkannya baju gamis itu ke wajah Yaqub lalu kembalilah dia dapat melihat. Berkata Yaqub, “Tidaklah aku katakan kepadamu bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya.”


Dalam kisah ini jelas kelihatan, betapa sayangnya seorang ayah kepada anaknya. Walau jarak dan waktu telah memisahkan puluhan tahun lamanya, tapi chemistry antara keduanya tak pernah pudar. Biarpun Yusuf hanya mengirim gamisnya sebagai “perwakilan” dirinya. Namun Nabi Yaqub dengan mata tidak dapat melihat (buta)  bisa merasakan kehadiran sang anak dari bau (aroma tubuh) Yusuf yang melekat di gamis . Nabi Yaqub bisa merasakan bau Yusuf  yang sangat dikenalnya. Namun orang-orang di sekitar Nabi Yaqub tidak mencium bau tersebut.
Jika saja chemistry  antara Nabi Yaqub dan Nabi Yusuf tidak erat, mustahil ia  dapat mencium aroma badan Nabi Yusuf.



                Dan tentunya hal tersebut bisa terbentuk, kalau sebelumnya ada ikatan berupa kontak fisik yang sering terjadi antara ayah atau ibu beserta anak-anaknya. Peluk selalu anak-anak kita, rasakan detak jantungnya hingga berasa, hirup aroma tubuhnya, cukup 20 detik sampai 30 detik  saja, maka ikatan bathin yang penuh kasih sayang ini akan terus terjalin. Rasakan 10 atau 15  detik pertama,kalau kita mentransfer chemistry pada  anak-anak, dan 15 menit berikutnya anak-anak yang ,mentransfer energi cemistry pada orangtua.  Ketahuilah kalau  kehangatan dan kasih sayang yang dicurahkan ayah bunda  kepada anaknya akan memberi dampak positif  pada perkembangan sang anak selanjutnya, diantaranya anak merasa dicintai, diperhatikan, dipercayai, merasa nyaman, lebih percaya diri dan seterusnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KLASIFIKASI USAHA BERDASARKAN OMZET DAN ASET

Berikut klasifikasi usaha berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2008 disebutkan 👉🏻 Kategori Usaha Mikro :   ✒memiliki Aset Maks Rp.50jt   ✒  Omzet per tahun          Maks Rp 300 juta. 👉🏻 Kategori Usaha Kecil:   ✒ memiliki Aset antara          Rp.50jt s.d Rp. 500jt  ✒  Omzet per tahunnya          Rp 300 juta s.d Rp 2.5               milyar  👉🏻 Usaha Menengah : ✒ memiliki Aset antara          Rp.500jt s.d Rp. 10 Milyar  ✒  Omzet per tahunnya          Rp 2.5 M s.d Rp 50 milyar 👉🏻 Usaha Besar : ✒ memiliki Aset       Lebih Dari Rp.10 M  ✒  Omzet per tahunnya          Lebih dari Rp 50 milyar

Ramadhan Sebagai Momentum Perubahan

Suatu hari, Aa Gym tak kuasa untuk melemparkan pertanyaan kepada Agung, sang adik yang cacat tapi tetap sabar dan tak pernah mengeluh. “Dik, kata dokter sakitmu sudah parah sekali. Tapi adik kok tidak pernah mengeluh?” Sang adik tersenyum lalu menjawab, “Untuk apa mengeluh? Mengeluh akan membuat orang lain susah. Kalau orang-orang beramal untuk bekal di surga nanti, saya ingin agar kesabaran saya ini bisa menjadi bekal nanti.” Mendengar jawaban itu Aa Gym tersadar. Betapa mulianya hati sang adik. Walaupun cacat pisik yang dideritanya membuat dirinya harus dibopong setiap berangkat kuliah. Itulah titik balik dalam kehidupan aa Gym sehingga bisa seperti sekarang ini. Lain Aa Gym, lain pula Arifin Ilham, pimpinan majelis dzikir yang ribuan jamahnya. Pada tahun 1997 dipatuk ular, dan bisanya sudah merambah ke seluruh tubuh, sehingga banyak Rumah Sakit yang enggan menerima karena sudah kelihatan umurnya tak akan lama lagi. Tapi atas kuasaNya Arifin Ilham dapat lolos dari maut itu. Sej