Langsung ke konten utama

JANGAN ADA NARKOBA DIANTARA KITA



Mendengar kata narkoba, mengingatkan pada sosok manusia kurus kerempeng, mata sayu tak bertenaga, pipinya tirus pucat dan lekukan tulang yang kelihatan. Dan kalau diilustrasikan, disampingnya ada bong penghisap ganja, jarum suntik dan beberapa pil syetan. Sangat mengerikan, dan orang tua yang penyayang pasti bilang, “amit-amit jabang bayi, kalau punya anak hamba narkoba”.


Ironis memang, orang pada kenal  bahaya narkoba, tapi dari hari ke hari, seakan bertambah saja penggunanya. Setiap hari di media, ada saja yang tersandung narkoba. Bahkan jika yang tersandung kasus ini seorang  public figur, seperti artis atau pejabat, beritanya sungguh masif dan cetar membahana. Bahkan digoreng sedemikian rupa, hingga berita menjadi sangat menarik dan memiliki nilai jual. Padahal pengguna narkoba ini, dari kalangan biasa juga banyak, bahkan boleh dibilang lebih banyak.


Melihat fenomena seperti ini,  sudah pas kalau negeri tercinta ini termasuk kategori “DARURAT NARKOBA”. Setahun yang lalu, publik  dikagetkan dengan  tertangkapnya bupati terpilih di Sumatera selatan. Orangnya muda, tampan, energik, mapan, awal karir poitik yang baik  dan memiliki keturunan yang baik, karena orang tuanya adalah mantan bupati juga. Tapi gara-gara narkoba ini, karier, reputasi, keluarga semua jadi korban.


Dari data yang dirilis tahun 2014 oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), menunjukkan angka prevalensi penyalah guna Narkoba sebanyak 2,18% dari total penduduk Indonesia, atau kurang lebih sekitar 4 juta jiwa. Itu yang baru terdeteksi BNN. Jumlah yang fantastis kalau dibandingkan dengan jumlah pengusaha Indonesia yang masih dibawah angka 2%. Kalau hal ini terus dibiarkan, bisa jadi penyalah guna narkoba ini, akan menjadi 5 juta jiwa untuk tahun 2020.


Ketahanan keluarga sangat dominan, orang tua harus melek informasi tentang narkoba. Pendekatan agama sangat penting sejak awal, agar  buah hati tak termakan dari lingkaran syaithan yang mematikan ini. Karena  sasarannyapun sudah merambah ke kalangan anak-anak. Seperti kasus yang pernah mencuat  ada kandungan narkoba di permen yang memepunyai efek ketagihan.


Istilah "Narkoba" itu sendiri merupakan akronim dari Narkotika dan obat-obatan terlarang. Narkotika yang memiliki pengertian, "Zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya, dengan memasukkan ke dalam tubuh". Pengaruh tersebut bisa melalui pembiusan, hilangnya rasa sakit, semangat yang tiba-tiba menyala, bahkan di banyak kasus, orang yang menjadi penghamba narkotika seringkali timbul halunisasi dengan khayalan-khayalan.



Demi Indonesia lebih baik mari sama-sama perangi narkoba, tugas kita untuk mengedukasi keluarga, tetangga dan lingkungan terdekat  untuk menjadikan Narkoba sebagai musuh utama. Mengapa musuh utama ? karena kalau hal ini dibiarkan, maka akan merusak generasi bangsa, yang pada gilirannya bangsa ini akan lemah dan akan dikuasai bangsa lain. Dan bisa jadi nama Indonesia tinggal kenangan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KLASIFIKASI USAHA BERDASARKAN OMZET DAN ASET

Berikut klasifikasi usaha berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2008 disebutkan 👉🏻 Kategori Usaha Mikro :   ✒memiliki Aset Maks Rp.50jt   ✒  Omzet per tahun          Maks Rp 300 juta. 👉🏻 Kategori Usaha Kecil:   ✒ memiliki Aset antara          Rp.50jt s.d Rp. 500jt  ✒  Omzet per tahunnya          Rp 300 juta s.d Rp 2.5               milyar  👉🏻 Usaha Menengah : ✒ memiliki Aset antara          Rp.500jt s.d Rp. 10 Milyar  ✒  Omzet per tahunnya          Rp 2.5 M s.d Rp 50 milyar 👉🏻 Usaha Besar : ✒ memiliki Aset       Lebih Dari Rp.10 M  ✒  Omzet per tahunnya          Lebih dari Rp 50 milyar

MARI BELAJAR KEPADA ANAK

                Orangtua dengan label lebih dewasa, ternyata pada prakteknya banyak sekali  melakukan kesalahan terhadap anak.  Rasa malu untuk mengakui  kesalahan, dan  merasa sok segala tahu dibandingkan manusia kecil yang bernama anak.  Hal seperti ini pula yang sering dialami saya, anda dan mungkin banyak orang tua di seluruh dunia. Sepertinya sikap seperti  itu wajar, karena sebagai orang tua sudah makan asam garam lebih banyak dari anak-anak, demikian salah satu peribahasa yang kita kenal.                 Kalau kita teliti secara seksama ternyata banyak sisi positif yang kita ambil dari pribadi belia sang anak.  Sehingga bagi saya, anak merupakan guru kehidupan. Anak bukan saja subjek penanya, tapi anak juga merupakan  orang yang bisa menjawab pertanyaan orang tua. Walaupun tak sepe...

NASIHAT SANG GALON KOSONG

Segerombolan anak-anak usia belasan, menyambangi rumah tiap blok dari awal hingga akhir, dengan memukul galon kosong sambil sahut-sahutan berteriak "Sahur.... Sahur.... Sahur...." Terlihat penghuni rumah menyalakan lampu dapurnya guna mempersiapkan hidangan santap sahur. Tapi sebagian rumah lagi,  ada juga yang bergeming, pulas dalam tidurnya. Sehingga membuat anak-anak mengeraskan bunyinya, hingga penghuni rumah merasa terganggu dan akhirnya bangun. Entah sejak kapan kebiasaan itu ada, dan di kecamatan Cidahu kabupaten Kuningan  orang setempat menyebutnya " obrog-obrog ". Alat yang dipukulnya pun bermacam-macam, dan galon kosong itu dipadu padan dengan  peralatan bekas lainnya, sehingga terjalin harmony baru. Seandaianya pasukan obrog-obrog tak lewat, penduduk sekitar akan banyak yang kesiangan sehingga waktu sahur jadi mepet ke imsakiyah. Terlebih yang tidurnya pulas, bisa jadi bablas sampai shubuh. Itulah Fitrah manusia, yang karena khilafnya selalu...